Kami juga sedia menerima tempahan hiasan khat kufi pelbagai bentuk dan ayat dengan harga yang berpatutan untuk hiasan dinding rumah dan pejabat anda.
Friday, 5 December 2014
Seni Khat Kufi
Kami juga sedia menerima tempahan hiasan khat kufi pelbagai bentuk dan ayat dengan harga yang berpatutan untuk hiasan dinding rumah dan pejabat anda.
Tuesday, 18 November 2014
Hidup Ini Sangat Menginsafkan!
Selawat dan Salam kepada junjungan Besar Nabi Muhammad SAW Penghulu segala Nabi-nabi. Salam sejahtera kepada semua yang ada di sini. Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani.
Apa yang ada di sekeliling kita ketika ini jika diperhatikan ianya sangat menginsafkan. Allah jadikan semua ini sebagai pengajaran dalam hidup. Dari kecil kita diasuh oleh orang tua. Tiba masa saatnya dia pergi meninggalkan kita. Menunjukkan dunia ini tidak kekal untuk selamanya. Sampai masa kita akan pergi jua. Harta yang kita ada kian habis dan ditambah lagi oleh Allah agar kita dapat uruskan keluarga. Setiap harta itu akan dihitung. Orang-orang di sekeliling kita kian membesar dan berusia... semuanya berubah. Ramai sudah yang telah pergi. Kadang-kadang kita rasa menyendiri dalam keriuhan dunia. Usia kita kian berlalu. Umur bertambah dari hari ke hari. Oh... Dunia ini sangat menginsafkan.
Jika terleka dengan apa yang kita ada di dunia ini maka nanti kita yang akan rugi. Seharusnya dan sewajarnya di setiap saat dalam kotak pemikiran kita ada Allah. Kerana Dia kita hidup dan untuk Dia kita hidup dan kepada Dia kita akan pergi. Apa yang Dia inginkan kepada kita adalah sebuah pengabdian. Perhambaan.
Jadilah hamba kepada Tuhan. Bukan kepada selain Dia. Dia suruh kita hidup sebagai penghuni dunia. Dia suruh mentaati Dia dalam semua perkara. Dia suruh solat dan kita pun bersolat. Dia suruh kita bekerja mencari nafkah untuk diri dan keluarga maka kita bekerja. Dia suruh kita belajar memahami ayat-ayatNya maka kita pun belajar.
Jadilah hamba yang baik... malah yang paling baik. Hamba yang baik adalah yang banyak memberi manfaat kepada orang lain. Kalau tidak ada harta untuk diberikan pada orang maka bantulah dengan tenaga dan kata-kata sokongan. Ketika tiada apa-apa untuk diberikan maka jangan menyusahkan orang lain. Jangan dilawan kejahatan dengan kejahatan. Malah kejahatan yang didepankan kepada kita selalulah lawan dengan kebaikan. Itulah akhlak yang sangat mulia yang Nabi Muhammad SAW (insan contoh ikutan kita semua) tunjukkan kepada kita.
Niatkan selalu dalam hati, kita inginkan kebaikan di dunia dan kebaikan di Akhirat seperti yang kita selalu impikan dalam doa kita "Rabbana aatina fiddunia hasanah wafil aakhirati hasanah waqina 'azabannar". Orang yang inginkan dunia ini dipenuhi dengan kebaikan maka taburkan benih-benih kebaikan bermula dengan diri sendiri tanpa menunggu kebaikan itu datang dari orang lain yang memulakannya. Tanamkan juga benih-benih amal soleh untuk mendapat hasanah di akhirat.
Segala puji bagi Allah Tuhan Tuan Punya sekelian alam. Syukur padaMu yang memberi pada kami nikmat hidup ini. InsyaAllah di kesempatan ini kami akan menjadi hambaMu yang baik... yang paling baik... insyaAllah.
Apa yang ada di sekeliling kita ketika ini jika diperhatikan ianya sangat menginsafkan. Allah jadikan semua ini sebagai pengajaran dalam hidup. Dari kecil kita diasuh oleh orang tua. Tiba masa saatnya dia pergi meninggalkan kita. Menunjukkan dunia ini tidak kekal untuk selamanya. Sampai masa kita akan pergi jua. Harta yang kita ada kian habis dan ditambah lagi oleh Allah agar kita dapat uruskan keluarga. Setiap harta itu akan dihitung. Orang-orang di sekeliling kita kian membesar dan berusia... semuanya berubah. Ramai sudah yang telah pergi. Kadang-kadang kita rasa menyendiri dalam keriuhan dunia. Usia kita kian berlalu. Umur bertambah dari hari ke hari. Oh... Dunia ini sangat menginsafkan.
Jika terleka dengan apa yang kita ada di dunia ini maka nanti kita yang akan rugi. Seharusnya dan sewajarnya di setiap saat dalam kotak pemikiran kita ada Allah. Kerana Dia kita hidup dan untuk Dia kita hidup dan kepada Dia kita akan pergi. Apa yang Dia inginkan kepada kita adalah sebuah pengabdian. Perhambaan.
Jadilah hamba kepada Tuhan. Bukan kepada selain Dia. Dia suruh kita hidup sebagai penghuni dunia. Dia suruh mentaati Dia dalam semua perkara. Dia suruh solat dan kita pun bersolat. Dia suruh kita bekerja mencari nafkah untuk diri dan keluarga maka kita bekerja. Dia suruh kita belajar memahami ayat-ayatNya maka kita pun belajar.
Jadilah hamba yang baik... malah yang paling baik. Hamba yang baik adalah yang banyak memberi manfaat kepada orang lain. Kalau tidak ada harta untuk diberikan pada orang maka bantulah dengan tenaga dan kata-kata sokongan. Ketika tiada apa-apa untuk diberikan maka jangan menyusahkan orang lain. Jangan dilawan kejahatan dengan kejahatan. Malah kejahatan yang didepankan kepada kita selalulah lawan dengan kebaikan. Itulah akhlak yang sangat mulia yang Nabi Muhammad SAW (insan contoh ikutan kita semua) tunjukkan kepada kita.
Niatkan selalu dalam hati, kita inginkan kebaikan di dunia dan kebaikan di Akhirat seperti yang kita selalu impikan dalam doa kita "Rabbana aatina fiddunia hasanah wafil aakhirati hasanah waqina 'azabannar". Orang yang inginkan dunia ini dipenuhi dengan kebaikan maka taburkan benih-benih kebaikan bermula dengan diri sendiri tanpa menunggu kebaikan itu datang dari orang lain yang memulakannya. Tanamkan juga benih-benih amal soleh untuk mendapat hasanah di akhirat.
Segala puji bagi Allah Tuhan Tuan Punya sekelian alam. Syukur padaMu yang memberi pada kami nikmat hidup ini. InsyaAllah di kesempatan ini kami akan menjadi hambaMu yang baik... yang paling baik... insyaAllah.
Tuesday, 14 October 2014
Isteri Nabi Ayyub digoda iblis
Iblis
memperhatikan Nabi Ayyub as dalam keadaan yang sudah sangat parah itu tidak
meninggalkan adat kebiasaannya, ia tetap beribadah, berzikir, dan tidak
mengeluh atau mengaduh, ia hanya menyebut nama Allah memohon ampun dan
lindungan-Nya bila ia merasakan sakit. Iblis, merasa kesal dan jengkel melihat
ketabahan hati Nabi Ayyub as menanggung derita dan kesabarannya menerima
berbagai musibah dan ujian. Iblis kehabisan akal, tidak tahu apa lagi yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuannya merusak akidah dan iman Nabi Ayyub as.
Ia lalu meminta bantuan fikiran para sekutunya, apa yang harus dilakukan lagi
untuk menyesatkan Nabi Ayyub setelah segala usahanya tidak membuahkan hasil
Bertanyalah
iblis kepada sekutunya : “Di manakah kepandaianmu dan tipu dayamu yang ampuh
serta kelicikanmu menyebar benih was-was dan ragu ke dalam hati manusia yang
biasanya tidak pernah sia-sia?
kemudian
sekutu iblis menjawab : “Engkah telah berhasil mengeluarkan Adam dari syurga,
bagaimanakah engkau lakukan itu semuanya sampai berhasilnya tujuan mu itu?”
“Dengan
membujuk isterinya,” jawab iblis
“jika
demikian, lakukan siasat itu dan terapkanlah pada Nabi Ayyub as, hembuskan
racunmu ke telinga isterinya yang tampak sudah agak kesal merawatnya, namun
masih tetap patuh dan setia” jawab sekutu.
“Benar
dan tepat fikiranmu itu,hanya tinggal itu satu satunya jalan yang belum aku
coba. Pasti kali ini degan cara menghasut isterinya aku akan berhasil
melaksanakan maksudku selama ini” jawab iblis
Dengan
rencana barunya pergilah iblis mendatangi isteri Ayyub, menyamar sebagai
seorang kawan lelaki dari suaminya. Ia berkat kepada isteri Nabi Ayyub yang
bernama Rahmah itu : “Apa kabar dan bagaimana keadaan suamimu saat ini?”
Seraya
mengarahkan jari telunjukknya ke arah suaminya, Rahmah berkata kepada iblis yang
menyamar sebagai teman Nabi Ayyub “Itulah dia terbaring menderita kesakitan,
namun mulutnya tidak berhenti-hentinya berzikir menyebut nama Allah. Ia masih
berada dalam keadaan parah, mati tidak, hidup pun tidak”
Kata-kata
isteri Ayyub itu menimbulkan harapan bagi iblis bahawa, kali ini ia akan
berhasil maka diingatkanlah isteri Nabi Ayyub as akan masa mudanya di mana ia
hidup dengan suaminya dalam keadaan sehat, bahagia dan makmur dan
diingatkannya kenang-kenangan dan kemesraan. Kemudian keluarlah iblis dari rumah
Nabi Ayub meninggalkan isteri Nabi Ayyub as duduk termenung seorang diri,
mengenang masa lampaunya, masa kejayaan suaminya dan kesejahteraaan hidupnya,
membanding-bandingkannya dengan masa di mana berbagai penderitaan dan musibah
dialaminya, yang dimulai dengan musnahnya kekayaan dan harta benda, disusul
dengan kematian puteranya, dan kemudian yang terakhir diikuti oleh penyakit
suaminya yang parah dan sangat menjemukan itu. Isteri Nabi Ayyub as merasa
kesepian berada di rumah sendirian bersama suaminya yang terbaring sakit, tiada
sahabat, tiada kerabat, semua menjauhi mereka karena takut tertular penyakit
kulit Nabi Ayyub.
Seraya
menarik nafas panjang datanglah isteri Nabi Ayyub mendekati suaminya yang
sedang menderita kesakitan dan berbisik-bisik kepadanya :
“wahai
sayangku, sampai bilakah engkau tersika oleh Tuhanmu ini? Di manakah
kekayaanmu, putera-puteramu, sahabat-sahabatmu di kawan-kawan terdekatmu? Oh,
alangkah syahdunya masa lampau kita, usia muda, badan sehat, kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup tersedia, dikelilingi oleh keluarga dan terulang kembali
masa yang manis itu? mohonlah wahai Ayyub dari Tuhanmu, agar kita dibebaskan
dari segala penderitaan dan musibah yang berpanjangan ini”
Berkatalah
Nabi Ayyub as menjawab keluhan isterinya itu,
“wahai
isteriku yang kusayangi, engkau menangisi kebahagiaan dan kesejahteraan masa
lalu, menangisi anak-anak kita yang telah meninggal diambil oleh Allah dan
engkau minta aku memohon kepada Alla agar kita dibebaskan dari kesengsaraan dan
penderitaaan yang kita alami saat ini. Aku hendak bertanya kepadamu, berapa
lama kita tidak menikmati masa hidup yang mewah, makmur dan sejahtera itu?”,
Istrinya
menjawab “Lapan puluh tahun”
“Lalu
berapa lama kita telah hidup dalam penderitaan ini?” tanya Nabi Ayyub
“Tujuh
tahun” jawab sang isteri
Nabi
Ayyub melanjutkan jawapannya “Aku malu, memohon dari Allah membebaskan kita dari
kesengsaraan dan penderitaan yang telah kita alami belum sepanjang masa
kejayaan yang telah Allah kurniakan pada kita. Sepertinya engkau telah termakan
hasutan dan bujukan syaitan, sehingga mulai menipis imanmu dan berkesal hati
menerima takdir dan hukum Allah. Tunggulah ganjaranmu kelak ketika aku telah
sembuh dari penyakitku dan kekuatan badanku pulih kembali. Aku akan mencambukmu
seratus kali. Dan sejak detik ini aku haramkan dariku makan dan minum dari
tanganmu atau menyuruh engkau melakukan sesuatu untukku. Tinggalkanlah aku
seorang diri di tempat ini sampai Allah menentuknya takdir-Nya.
Setelah
ditinggalkan oleh isterinya yang diusir, selanjutnya Nabi Ayyub as tinggal
seorang diri di rumah, tiada sanak saudara, tiada anak dan tidak ada isteri. Ia
bermunajat kepada Allah dengan sepenuh hati memohon rahmat dan kasih
sayang-Nya. Ia berdoa sebagaimana tertera dalam Al quran:
“Dan
ingatlah akan hamba kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-Nya: Sesungguhnya aku
diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan” (Surah Shad : ayat 41)
Allah
menerima doa Nabi Ayyub as yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan
iman serta berhasil memenangkan perjuangannya melawan hasutan dan bujukan
iblis. Allah mewahyukan firman kepadanya : “Hantamkanlah kakimu, inilah air
yang sejuk untuk mandi dan untuk minum” (Surah Shad : ayat 42)
Dengan
izin Allah setelah dilaksanakan petunjuk Nya itu, sembulah segera Nabi Ayyub as
dari penyakitnya, semua luka-luka kulitnya menjadi kering dan segala rasa pedih
hilang, seolah-olah tidak pernah terasa olehnya. Ia bahkan kembali menampakkan
lebih sehat dan lebih kuat dari pada sebelum ia menderita.
Saat itu ketika isterinya yang telah diusir dan
meninggalkan dia seorangg diri ditempat tinggalnya yang terasing, jauh dari
jiran, dan jauh dari keriuhan kota, merasa tidak sampai hati lebih lama berada
jauh dari suaminya. Isteri Nabi Ayyub pun kembali, namun ia hampir tidak
mengenali Nabi Ayyub, karena ketika ia kembali, ia melihat bukanlah Nabi Ayyub
as yang sakit seperti yang ia tinggalkan sebelumnya. Namun Nabi ayub yang mudah
belia, segar bugar, sehat seakan akan tidak pernah sakit dan menderita. Ia
segera memeluk suaminya seraya bersyukur kepada Allah yang telah memberikan
rahmat dan kurniaanNya mengembalikan kesihatan suaminya bahkan lebih baik dari
pada sebelumnya,
Melihat kedatangan Rahmah, Ayyub bergembira. Namun Nabi Ayyub masih teringat dengan sumpahnya yang ingin memukul Rahmah
seratus kali. Dalam kebimbangan untuk melaksanakan sumpah atau tidak, kerana
kasihan kepada isterinya yang sudah menunjukkan kesetiaannya dan mengikutinya di
dalam segala duka dan deritanya. Nabi Ayyub bingung antara dua perasaan,
di satu sisi ia merasa wajib melaksanakan sumpahnya, namun di satu sisi ia
merasa bahawa isterinya yang setia dan berbakti itu tidak patut menjalani hukuman
seberat itu,
Ayyub menangkap firman Tuhan yang berbunyi :
“Ambillah lidi seratus batang dan pukulkan isterimu sekali saja! dengan
demikian, tertebuslah sumpahmu”
Di buku cerita islami versi lain, ada yang menerjemahkan
firman Tuhan kepada Ayyub sebagai berikut :
“Dan ambillah dengan tanganmu seikit (rumput), maka
pukullah dengan itu dan jangnlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya kami dapat
dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya di amat
taat (kepada Tuhannya).
Sehingga Nabi Ayyub tidak memukul Rahmah, istri yang
setia itu sebanyak 100 kali. namun dengan seikat rumput / lidi yang berjumlah
seratus dan dipukulkan dua kali saja, untuk melaksanakan janjinya itu sewaktu
sakit.
Isteri Nabi Ayub as merupakan wanita yang sholehah, ia
berbuat sesuatu bukan kerana sifatnya yang buruk, namun kerana digoda oleh
syaitan. dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.
Cerita Nabi Ayub as selanjutnya dianugrahi banyak anak
oleh Allah SWT. di antara anak laki-laki ada yang bernama Basyar yang
juga dikenal dengan nama Dzulkifli, selanjutnya ia juga menjadi Nabi utusan
Allah seperti ayahnya yang sabar yaitu Nabi Dzulkifli.
Itulah
penjelasan yang panjang lebar mengenai cerita nabi ayub as, beliau merupakan
salah satu hamba Allah yang paling sabar. Ia telah mengalami berbagai cobaan
yang luar biasa, tapi iman dan aqidahnya tidak tergadaikan, tetap terjaga.
Semoga Allah berkenan menganugrahi kesabaran kepada kita seperti yang
dianugerahkan kepada nabi Ayyub. Aamiin.
Rujukan: http://ceritaislami.net/cerita-nabi-ayub-as-menjalani-cobaan-berat-dimiskinkan-dikucilkan-diberi-penyakit/
Monday, 13 October 2014
Syaitan... Musuh Yang Nyata!
Ada
banyak ayat al-Quran yang menyatakan bahawa syaitan itu musuh yang nyata bagi
manusia. Semua itu adalah amaran dari Allah SWT kepada kita supaya tidak
mengikuti jejak langkahnya. Jika bukan Quran, apa lagi yang kita dapat ambil
sebagai panduan? Mari kita semak dan kaji ayat-ayat Allah ini kerana semua ini
ada kaitan dengan kehidupan kita.
Surah Al-A’raf ayat 22
"Dengan sebab itu dapatlah ia menjatuhkan mereka berdua (ke dalam larangan) dengan tipu dayanya. Setelah mereka memakan (buah) pohon itu, terdedahlah kepada mereka berdua aurat masing-masing, dan mereka mulailah menutupnya dengan daun-daun (dari) Syurga. Serta Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pokok itu, dan Aku katakan kepada kamu, bahawa syaitan itu adalah musuh kamu yang nyata?”
Dalam surah Yusuf ayat 5 Allah berfirman:-
Bapanya berkata: "Wahai anakku! Janganlah engkau menceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, kerana aku khuatir mereka akan menjalankan sesuatu rancangan jahat terhadapmu. Sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata."
Dalam surah Isra' ayat 53 pula, Allah menyatakan bahawa:-
Dan katakanlah (wahai Muhammad) kepada hamba-hambaKu (yang beriman), supaya mereka berkata dengan kata-kata yang amat baik (kepada orang-orang yang menentang kebenaran); sesungguhnya syaitan itu sentiasa menghasut di antara mereka (yang mukmin dan yang menentang); sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang amat nyata bagi manusia"
Firman Allah SWT lagi dalam surah yasin ayat 60;
Bukankah Aku telah perintahkan kamu wahai anak-anak Adam, supaya kamu jangan menyembah syaitan? Sesungguhnya dia musuh yang nyata terhadap kamu!
Manakala dalam surah Al-Baqarah ayat 168 Allah SWT berfirman:-
Wahai sekalian manusia! Makanlah dari apa yang ada di bumi yang halal lagi baik dan janganlah kamu ikut jejak syaitan; kerana sesungguhnya syaitan itu ialah musuh yang terang nyata bagi kamu.
Surah
Az-Zukhruf ayat 62 pula Allah berfirman:
Dan
janganlah syaitan menghalang kamu (daripada menurut yang benar); sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagi kamu.
Surah Al-Anam ayat 142;
"Dan di antara binatang-binatang ternak itu, ada yang dijadikan untuk pengangkutan, dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari apa yang telah dikurniakan oleh Allah kepada kamu, dan janganlah kamu menurut jejak langkah syaitan; kerana sesungguhnya syaitan itu musuh bagi kamu yang terang nyata."
Dalam surah Al-Qasas ayat 15
"Dan masuklah ia ke bandar (Mesir) dalam masa penduduknya tidak menyedarinya, lalu didapatinya di situ dua orang lelaki sedang berkelahi, – seorang dari golongannya sendiri dan yang seorang lagi dari pihak musuhnya. Maka orang yang dari golongannya meminta tolong kepadanya melawan orang yang dari pihak musuhnya; Musa pun menumbuknya lalu menyebabkan orang itu mati. (pada saat itu) Musa berkata: “Ini adalah dari kerja syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang menyesatkan, yang nyata (angkaranya) “
Surah Fatir
ayat 6 pula:
"Sesungguhnya syaitan adalah musuh bagi kamu, maka jadikanlah dia musuh (yang mesti dijauhi tipu dayanya); sebenarnya dia hanyalah mengajak golongannya supaya menjadi dari penduduk neraka."
Allah mengajar kita membaca ayat ini untuk meminta perlindungan
dari syaitan iaitu dalam surah Al-Mu'minun ayat 97:
"Dan katakanlah: Wahai Tuhanku, aku berlindung kepadaMu dari
hasutan syaitan-syaitan"
Al-Baqarah ayat 208:
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kamu ke dalam agama
Islam (dengan mamatuhi) segala hukum-hukumnya dan janganlah kamu menurut jejak
langkah syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh bagi kamu yang terang
nyata."
Sejarah manusia dengan syaitan ini bermula semenjak manusia
dijadikan. Syaitan meminta dari Allah untuk menghasut manusia sehingga
melakukan kejahatan dan derhaka pada Allah iaitu sehingga tidak melakukan
kebaikan serta ibadah kepada Allah, meninggalkan suruhanNya dan melakukan
laranganNya, sehingga manusia bermusuhan dan berbunuhan, sehingga berlaku
perpecahan disebabkan hal-hal yang kecil dan sebagainya.
Kita lihat apa yang terjadi kepada Nabi Adam AS dan isterinya Siti
Hawa. Syaitan beberapa kali berusaha untuk keduanya melakukan apa yang Allah
larang tapi tidak berjaya. Kerana apa yang Allah pesan itu adalah secara jelas
dan nyata. Maka syaitan menjelma dengan nyata dan pergi kepada Siti Hawa untuk
menghasut dan mengelirukannya. Syaitan itu mengatakan bahawa sebenarnya Allah
melarang kamu berdua makan buah khuldi kerana Dia hendak menghantarkan kamu ke
dunia. Sedangkan jika kamu makan buah ini maka kamu akan hidup kekal di syurga.
Maka Siti Hawa tergoda dengan hasutan dari syaitan yang menjelma sebagai
makhluk yang nyata. Tidak terlintas sama sekali bahawa yang datang itu adalah
syaitan. Akan tetapi yang nyata adalah godaan syaitan itu merupakan sesuatu
yang bertentangan dengan apa yang Allah suruh. Jadi, segala apa yang
bertentangan dengan apa yang Allah suruh itu sebenarnya dari bawaan syaitan.
Kita lihat pula apa yang terjadi kepada Nabi Yusof AS. Ketika Nabi
Yusof AS menceritakan tentang apa yang dia nampak dalam mimpi kepada
ayahandanya Nabi Yaakob AS, ayahandanya itu berpesan supaya jangan diceritakan
kepada adik-beradiknya yang lain kerana bimbang perkara buruk akan berlaku
kepada Nabi Yusof AS. Dalam al-Quran menceritakan bahawa:-
"Bapanya berkata: "Wahai anakku! Janganlah engkau menceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, kerana aku khuatir mereka akan menjalankan sesuatu rancangan jahat terhadapmu. Sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata."
Disebut dalam ayat itu kekhuatiran akan berlaku rancangan jahat dari kalangan anak-anaknya kerana dia tahu bahawa anak-anak ada hasad dengki dan rasa tidak puas hati kepada Nabi Yusof. Mereka sering beranggapan bahawa ayah mereka lebih kasihkan kepada Nabi Yusof dari mereka. Di akhir ayat itu disebut bahawa syaitan adalah musuh yang nyata. Ayat itu menunjukkan bahawa rasa perasaan hasad dengki itu dipadu oleh syaitan yang sentiasa mencari jalan untuk melakukan perpecahan di kalangan manusia.
Memang syaitan itu tidak nampak tetapi sifat yang tidak baik seperti hasad itu adalah dari syaitan dan perkara ini adalah nyata lagi jelas. Syaitan itu sentiasa menghasut dan membisikkan api perbalahan di kalangan manusia. Dengan adanya hasad dalam hati maka syaitan akan lebih mudah masuk dalam hati.
Islam adalah agama yang menyeru kepada kebaikan dan kesejahteraan. Agama yang bersumberkan daripada Allah. Manakala Syaitan pula menyeru kepada kejahatan dan kederhakaan kepada Allah SWT. Matlamat Allah SWT utuskan nabi-nabi untuk menyampaikan ajaran dari Allah iaitu perintah-perintah dan larangan-larangan agar manusia dapat hidup dengan harmoni sesama manusia. Manakala matlamat syaitan pula adalah untuk menyesatkan manusia dan berusaha membawa manusia ke neraka. Manusia yang mengikuti syaitan akan bersama syaitan di dalam neraka. Manakala untuk orang yang mengikut ajaran Allah dan nabi akan masuk syurga. InsyaAllah.
Pada kisah Nabi Yusof AS itu diceritakan bahawa saudara-saudaranya berbincang untuk membuat rencana jahat kepada Nabi Yusof. Namun dalam perbincangan tersebut mereka tidak menemukan jalan terbaik untuk memisahkan Nabi Yusof dan ayah mereka. Berbagai cadangan diutara namun tidak ada satu yang sesuai. Ketika itu datang syaitan yang berupa orang tua memberi cadangan. Cadangan syaitan itu diterima oleh semua saudara mereka. Ya, syaitan menjelma secara jelas untuk menyusahkan para nabi dan orang-orang soleh. Syaitan sentiasa mencari jalan untuk memesong perhatian manusia kepada hidup mengabdikan diri kepada Allah serta membuatkan manusia rasa taat kepada nafsu dan perasaannya sendiri. Sering kali manusia hanya mengikut rasa dan fikirannya. Apa yang betul dengan nafsunya dia akan buat dan apa yang bercanggah dengan nafsu dan perasaannya akan segera ditolak tanpa memikirkan sudut syariah dan akhlak yang Nabi ajar.
Begitu juga dengan kisah yang terjadi kepada Junjungan Besar kita Nabi Muhammad SAW ketika sebelum berlaku hijrah. Nabi SAW dipersetujui oleh kaum musyrikin quraisy supaya dibunuh oleh pakatan kabilah-kabilah arab. Semasa perbincangan kaum tersebut juga mereka didatangi oleh syaitan yang berupa manusia dan mengajar mereka supaya melakukan pembunuhan oleh pemuda-pemuda dari setiap kabilah supaya tidak ada pertanggungjawaban kepada hanya satu-satu kabilah sahaja malah semua mengambil bahagian. Dengan cara yang demikian mudah-mudahan kes pembunuhan itu tidak dibawa ke muka pengadilan kerana semua mereka bersetuju untuk membunuh Nabi SAW.
Biarpun demikian, sama ada kisah Nabi Yusof AS dan Kisah Nabi Muhammad SAW Allah Maha Kuasa di atas setiap Makhluknya. Perancangan Allah lagi bijaksana. Allah akan menjadikan kesulitan menjadi kemudahan kepada hamba-hambanya yang Dia inginkan demikian. Kita sebagai hambaNya mesti berpegang teguh dengan penuh tawakkal pada Allah di samping berusaha bersungguh-sungguh supaya tidak sedikitpun hilang waktu kita dengan tidak beribadat kepadaNya dan tidak melupaiNya. Apa pun yang berlaku kita mesti teguh beriman pada Allah. Allah akan beri yang terbaik untuk hamba-hambaNya yang sentiasa berdoa.
Syaitan itu kuat tetapi Allah lagi Kuat. Kita sebagai makhlukNya dan hambaNya mesti percaya bahawa Allah boleh melindungi kita dari kejahatan dan godaan syaitan. Pintalah selalu dari Allah perlindungan dari kejahatan syaitan. Amalkan ayat-ayat quran yang diajarkan oleh Nabi SAW seperti 3 Qul, ayat kursi dan lain-lain. InsyaAllah Allah dan malaikatNya akan membantu.
Dalam kehidupan kita banyak sekali gangguan dan bisikan syaitan yang menyuruh melakukan hal-hal kerosakan dan maksiat. Syaitan akan mengelirukan kita dengan membawa kepada sifat-sifat yang buruk dalam diri iaitu seperti ujub, takabbur, sum'ah, hasad dan macam-macam lagi. Kesan dari godaan syaitan dapat dilihat pada anak-anak yang tidak taat pada ibu bapa dan tidak menghargai mereka. Anak-anak lebih menuruti perasaan dari menurut ajaran agama. Kadang-kadang berlaku derhaka kepada orang tua kerana anak-anak pentingkan diri sendiri. Lebih mencari kepuaasan sendiri. Padahal. Mentaati orang tua itu wajib berbanding mengikut hawa nafsu sendiri. Tawaduk atau sifat untuk tunduk taat pada Allah yang menyuruh kita menghormati ibu bapa hilang kerana kita digoda oleh syaitan yang mengawal perasaan kita. Kita jangan lupa peranan syaitan di situ. Begitu juga perempuan yang tidak mentaati suami padahal Allah yang meyuruhnya mentaati suami. Melanggar arahan Allah adalah haram dan berdosa. Awas syaitan sentiasa berusaha untuk menceraikan pasangan yang berkahwin kerana Allah. Lelaki-lelaki pula sering melakukan maksiat dan dosa dalam kehidupannya. Jika kita menghayati kehidupan berugama maka kelalaian itu menjadi peluang untuk syaitan memandu hidup kita. Maka perbanyakan ibadah. Jika kita sedar apa yang sedang kita lakukan adalah perkara buruk maka ketahuilah semua itu dari godaan syaitan yang menyesatkan. Sentiasalah menambah ilmu agama dan mendekatkan diri dengan orang-orang soleh supaya mereka boleh menyedarkan kita.
Kesimpulannya, apa yang penting kita mesti mesti mengenali musuh kita yang disebut oleh Allah dalam al-Quran iaitu iblis dan syaitan. Kita mesti sentiasa menginginkan keredhaan Allah dan ingin sentiasa mentaati Allah dan Rasulullah SAW. kerana tujuan kita di dunia ini hanya untuk mendapatkan keredhaanNya dan SyurgaNya. "Allahumma inna nas'aluka ridhaka wal jannah, wana'uzubika sakhatika wannar".
Wallahu a'alam!
Wednesday, 1 October 2014
Doa dijauhkan dari hasutan syaitan
Salam alaik... mari kita sama-sama mengamalkan doa untuk berlindung dari hasutan syaitan yang menjadi musuh manusia selamnya.
Sila baca buku yang ditulis oleh Ust. Hafiz Firdaus
http://www.hafizfirdaus.com/ebook/Tipudaya/kandungan.htm
Semoga ada manfaat...
Thursday, 18 September 2014
Bangga...
Semangat jihad ini sepatutnya sangat dekat dengan jiwa setiap muslim bagi memastikan umat kita tidak mudah diratah dan ditindas. kita mempunyai semangat kental untuk berjuang untuk menegakkan kebenaran.
Aku bangga sebab dia berani dan dia adalah anak melayu. wahai orang-orang kafir... kami akan bangun seperti dia jika kamu menindas kami. anak melayu akan bangkit seperti dia. kami bukan bangsa penakut.
Wednesday, 17 September 2014
Program Di Pulau Tuba
Alhamdulillah, program tuisyen upsr di pulau tuba langkawi selesai sesi terakhir pada 5 September 2014 yang lalu setelah para guru dan pelajar bertungkus lumus mengajar dan belajar sepanjang 10 sesi bermula Mei yang lalu.
Diharapkan kepada semua adik-adik kita ini seramai 59 orang dari tiga buah sekolah rendah yang berada di pulau tuba langkawi ini berjaya di dalam peperiksaan upsr.
Program ini adalah sebahagian program perkasa komuniti yang dikendalikan oleh YaPEIM dan Pemangkin bagi memastikan para pelajar yang berada jauh dari kemudahan dapat meningkat dan berjaya sekali gus menjadikan masyarakat sekitar ini dapat meningkatkan sosio ekonomi mereka pada masa akan datang.
InsyaAllah, program seumpama ini akan diadakan lagi pada masa akan datang dan diperluaskan di tempat-tempat yang lain yang lebih memerlukan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah menjayakan program ini terutama para guru yang mengajar, guru-guru sekolah sk lubok chempedak, sk tuba dan sk selat bagan nyior, ppd langkawi, jabatan pendidikan negeri, pky langkawi dan semua yang terlibat.
Semoga Allah memberi berkat atas usaha yang telah ditunjukkan. Usaha ini adalah ibadah dan perjuangan bersama. InsyaAllah... wallahu a'lam.
Monday, 15 September 2014
Sakitnya Dihina
Hati berbicara... alangkah hinanya diri ini demikian dimaki dan dicerca. Kata-kata itu sangat bisa. Walau hanya suara tapi ia bisa menusuk ke dalam jantung.
Rasa diri ini kerdil. Jika di hadapan manusia kita dipandang hina kita dah rasa diri ini sangat daif dan malu apatah lagi jika di depan sekelian manusia kita dimalukan oleh surat amalan kita yang sangat aib perlakuan kita di dunia ini.
Allah menyebut dalam al-Quran "walaqad karramna bani aadam" sesungguhnya kami muliakan anak Adam. Allah dan malaikat memuliakan manusia. Maka sebenarnya tidak boleh sewenang-wenangnya menghina, mencerca dan menghalau dengan kasar. Jika ini berlaku maka dia telah mengambil hak-hak kemanusiaan. Apatah lagi jika diperlakukan kepada pemimpin atau orang yang lebih tinggi kedudukannya dari kita dari segi status sosial dan keagamaan.
Ya... Allah jauhi aku dari akhlak yang tidak baik. Akhlak adalah cerminan hati. Hanya hati yang bersih sejahtera sahaja akan selamat di Akhirat. Allah berfirman "yauma la yanfa'u malun wala banun illa man atallahu bi qalbin saliim". Hanya hati yang baik sahaja bermanfaat di kala itu. Keangkuhan akan meletakkan kita di neraka. Nabi bersabda, maksudnya "tidak akan masuk syurga orang yang ada dalam hatinya sebesar biji sawi 'al-kibr' sifat angkuh". Sangat tidak baik jika mengasari orang lain dan menganggap apa yang kita lakukan adalah betul sedangkan belum tentu ada betulnya.
Di dunia ini kita tidak dapat memberi hujah yang baik untuk menenangkan orang yang tidak setuju dengan apa yang dia inginkan. Walau hujah dari Quran dan Sunnah pun belum tentu boleh mendamaikan hati. Sudah tidak mampu berkata-kata hanya diam sahaja sambil hati memohon agar Allah beri kekuatan untuk sampai pada destinasi.
Allah itu adil... tidak hari ini Dia mengadili mungkin di hari kemudian. Semoga kita berada dalam lindungan Dia selalu. Jauhi rasa kecewa walau dikhianati kerana kekecewaan itu melemahkan ibadah kepada Allah dan membuat andaian yang tidak baik terhadap Allah. Baik tanam dalam hati dengan kasih sayang pada semua, kepada yang baik pada kita dan kepada yang melukakan hati kita. Kerana perasaan sayang itu akan menjadi pengukur pada hati. Wallahu a'lam...
Rasa diri ini kerdil. Jika di hadapan manusia kita dipandang hina kita dah rasa diri ini sangat daif dan malu apatah lagi jika di depan sekelian manusia kita dimalukan oleh surat amalan kita yang sangat aib perlakuan kita di dunia ini.
Allah menyebut dalam al-Quran "walaqad karramna bani aadam" sesungguhnya kami muliakan anak Adam. Allah dan malaikat memuliakan manusia. Maka sebenarnya tidak boleh sewenang-wenangnya menghina, mencerca dan menghalau dengan kasar. Jika ini berlaku maka dia telah mengambil hak-hak kemanusiaan. Apatah lagi jika diperlakukan kepada pemimpin atau orang yang lebih tinggi kedudukannya dari kita dari segi status sosial dan keagamaan.
Ya... Allah jauhi aku dari akhlak yang tidak baik. Akhlak adalah cerminan hati. Hanya hati yang bersih sejahtera sahaja akan selamat di Akhirat. Allah berfirman "yauma la yanfa'u malun wala banun illa man atallahu bi qalbin saliim". Hanya hati yang baik sahaja bermanfaat di kala itu. Keangkuhan akan meletakkan kita di neraka. Nabi bersabda, maksudnya "tidak akan masuk syurga orang yang ada dalam hatinya sebesar biji sawi 'al-kibr' sifat angkuh". Sangat tidak baik jika mengasari orang lain dan menganggap apa yang kita lakukan adalah betul sedangkan belum tentu ada betulnya.
Di dunia ini kita tidak dapat memberi hujah yang baik untuk menenangkan orang yang tidak setuju dengan apa yang dia inginkan. Walau hujah dari Quran dan Sunnah pun belum tentu boleh mendamaikan hati. Sudah tidak mampu berkata-kata hanya diam sahaja sambil hati memohon agar Allah beri kekuatan untuk sampai pada destinasi.
Allah itu adil... tidak hari ini Dia mengadili mungkin di hari kemudian. Semoga kita berada dalam lindungan Dia selalu. Jauhi rasa kecewa walau dikhianati kerana kekecewaan itu melemahkan ibadah kepada Allah dan membuat andaian yang tidak baik terhadap Allah. Baik tanam dalam hati dengan kasih sayang pada semua, kepada yang baik pada kita dan kepada yang melukakan hati kita. Kerana perasaan sayang itu akan menjadi pengukur pada hati. Wallahu a'lam...
Hasbunallahu wani'mal wakil
Serah segala-galanya pada Allah. Dialah tempat bergantung orang yang tiada harapan. Dia puncak segala hikmah. Ketika tiada lagi ketabahan dan daya diri berserah hanya padaNya.
Sekiranya Dia menghendaki kebaikan maka kita akan memiliki kebaikan yang akan diberikan ini serta berbahagialah. Sekiranya Dia menghendaki keburukan maka kita juga memiliki kebaikan kerana semuanya Dia beri untuk makhluknya tidak ada yang buruk kecuali yang baik-baik walaupun pada kaca mata manusia semua itu buruk. Allah tidak jadikan sesuatu itu dengan sia-sia!
Demikian pelajaran bagi diri. Semua Allah atur dan aturan Allah itu sangat baik berbanding aturan diri. Tawakkal 'alallah 'ala kulli syai'. Biarkan jiwa tenang dibadai ujian kerana pantai itu tempat tenang walau dipukul ombak sentiasa dikunjungi ramai. Biar diri diratah dikunyah kerana yang dikunyah dan diratah itu daging yang sangat baik disembelih dengan nama Allah.
Relakan diri dan reda dengan ragam dunia. Tidak boleh kita lari dari keterpaksaan walaupun pada ketaatan yang menjadi amanah Tuhan tetap sebuah amanah. Tidak harus lemah lembik layu lesu menghadapi badai ombak ujian kerana yang lemah itu akan dihakis ombak dan tidak berupa tidak berupaya lagi.
Sediakan sebuah daerah ketabahan isi penduduknya menagih keredaan. Bertongkat merangkak menuju lurah keutuhan. Puncak lurah itu subur dek tanah yang tidak tandus lagi. Air mengalir biar berliku tetapi jernih bersih... bisa diminum dan disirami hati-hati yang duka... menjelma menjadi kuat dan gagah.
Wednesday, 23 July 2014
Lagu untuk Syria- Laji' (Pelarian)
Lagu ini sangat menyentuh hati dan alunan suara Omran Al-Bokaee sangat merdu menusuk kalbu... dengarkan...
Sama-sama kita doakan untuk umat Islam kita di sana...
Monday, 21 July 2014
Ditembak dan Terhempas
Satu perkara yang kita tidak boleh lupakan bahawa apa yang terjadi adalah hanya yang ditentukan oleh Allah swt. Tidak kira sekecil mana pun dan tidak kira juga sebesar mana pun. Kita hanya manusia yang lemah. Kita tidak boleh mengawal apa yang kita suka dan kita juga tidak boleh lari dari apa yang kita tidak suka melainkan dengan keizinanNya semata-mata.
Sebagai hamba, berserah padaNya adalah perkara yang wajib dilaksanakan. Tidak ada yang perlu dikeluhkan sekiranya musibah yang Allah timpakan itu terkena pada kita. Ujian yang diberikan berpadanan dengan diri kita untuk menguji setakat mana sabar dan setakat mana rasa syukur.
Kita hanya perlu longlaikan badan sujud padaNya bukti penyerahan sepenuhnya urusan di dunia ini. Dunia ini dan seisinya adalah milikNya. Begitu juga segala urusan hanya dalam genggamanNya. Segala yang terjadi hanya sebab dan akibat. Yang hidup perlu teruskan hidup dengan segala tanggungjawab sebagai hamba. Yang telah pergi sudah berakhir tugasan di dunia ini.
Kapal terbang yang ditembak dan jatuh bertaburan itu adalah ketentuanNya. Walaupun pada mata kasar sebagai manusia kita rasa itu suatu kemalangan dan boleh dielakkan.
Kematian itu pasti. Bagaimana, bila dan di mana itu kita belum ketahui. Kita bersedia sahaja agar dapat pengakhiran yang baik.
Semoga keluarga mangsa tabah menghadapi ujian ini. Sabar itu sebahagian dari sifat orang beriman. Allah akan sentiasa bersama orang-orang yang sabar.
Sebagai hamba, berserah padaNya adalah perkara yang wajib dilaksanakan. Tidak ada yang perlu dikeluhkan sekiranya musibah yang Allah timpakan itu terkena pada kita. Ujian yang diberikan berpadanan dengan diri kita untuk menguji setakat mana sabar dan setakat mana rasa syukur.
Kita hanya perlu longlaikan badan sujud padaNya bukti penyerahan sepenuhnya urusan di dunia ini. Dunia ini dan seisinya adalah milikNya. Begitu juga segala urusan hanya dalam genggamanNya. Segala yang terjadi hanya sebab dan akibat. Yang hidup perlu teruskan hidup dengan segala tanggungjawab sebagai hamba. Yang telah pergi sudah berakhir tugasan di dunia ini.
Kapal terbang yang ditembak dan jatuh bertaburan itu adalah ketentuanNya. Walaupun pada mata kasar sebagai manusia kita rasa itu suatu kemalangan dan boleh dielakkan.
Kematian itu pasti. Bagaimana, bila dan di mana itu kita belum ketahui. Kita bersedia sahaja agar dapat pengakhiran yang baik.
Semoga keluarga mangsa tabah menghadapi ujian ini. Sabar itu sebahagian dari sifat orang beriman. Allah akan sentiasa bersama orang-orang yang sabar.
Monday, 5 May 2014
Rindu Abah (2)
aku ketika menziarahi kubur abah |
Menatapi dengan penuh syahdu nisan nan dua dan pelindan yang tertera nama sebenar abah. di hujung kaki abah pula ada satu lagi kubur insan yang sangat aku hormati- arwah bapa saudara, Paksu.
Selepas beberapa ketika merenungi kenangan-kenangan bersama mereka berdua ketika hayat mereka aku mulai membaca tahlil untuk keduanya. pagi itu sangat tenang... aku menghabiskan tahlil dan doa pengampunan bagi keduannya. Aku sangat rindukan abah. Sangat-sangat merasai kehilangan.
Aku mulai perasan satu kehilangan besar dalam hidupku mengenai seorang abah apabila anakku meminta aku doakan dia untuk menghadapi peperiksaan. Begitulah aku... ketika aku menghadapi peperikasaan, ujian dalam pelajaran atau dalam kehidupan aku selalu minta abah doakan aku atau buat solat hajat untuk aku. Bila aku meminta demikian abah selalu menjawab... "abah sentiasa doakan untuk anak-anak abah!"
Ya... itulah sikap abah. Berkat doa abah kami adik-beradik berjaya mengharungi dunia yang penuh pancaroba ini. Abah juga selalu ke masjid ketika dia sihat. Banyak solat sunat, banyak berzikir. Aku suka jadi makmum bila bersolat dengan abah sebab aku sangat hormati dia. Dia banyak ilmu. Di dalam dadanya mengandungi ajaran agama yang sangat tebal. Usah diajak berdebat dengan apa jua kemusykilan pasti dijawabnya dengan nas Quran dan Hadis Nabi (s.a.w).
Abah... semenjak abah tiada aku tidak ada tempat bermanja. Tidak ada orang yang memasak untuk kami. Tidak ada orang menggunting rambut kami. Tidak ada yang mengajar kami. Tidak ada yang ketawa bersama kami. Tidak ada orang yang berjenaka dengan kami. Tidak ada yang menemani kami, menyayangi kami...
Abah... Hisyam ada masalah abah... masalah Hisyam sangat berat abah... tolong Hisyam abah... aku bagai meluahkan semua yang aku alami pada abah... sarat hati ini biar terluah di sini. Moga abah dapat doakan aku di sana. Moga abah gembira aku datang kepadanya. Tenanglah abah. Akan Hisyam kirim pada abah doa dan pahala quran untuk abah.
Aku meninggalkan kuburan itu setelah matahari meninggi. Selamat tinggal abah. Nanti kita akan berjumpa lagi. Aku akan menyusuli abah nanti. Semoga kita akan sama-sama berkumpul di syurga.
Friday, 7 February 2014
Tarbiyyah Berterusan
Sememangnya bukan mudah sesuatu nilai yang baik nak diterapkan ke dalam jiwa manusia. Anak-anak perlu dididik selama bertahun-tahun untuk menjadi pandai. Para pelajar memerlukan masa yang lama untuk mendalami ilmu. Begitu juga para pekerja memerlukan satu tempoh masa tertentu bagi menghasilkan pekerja yang berpengalaman.
Tarbiyyah atau pendidikan atau pembelajaran memerlukan masa yang lama. Ianya adalah syarat utama bagi mengubahan sikap dan daya fikir seseorang. Perubahan yang dimaksudkan adalah perubahan secara total yang mewakili sebuah falsafah dan akhlak.
Islam adalah agama yang turunkan dari langit. Ia merupakan satu-satunya cara hidup yang tepat untuk diikuti dan sesuai di setiap masa dan tempat. Sesiapa sahaja boleh mengikuti Islam tidak kira apa bangsa dan kaum sekalipun. Tidak kira di mana pun sama ada di Amerika, Africa, Asia, Kutub Utara, Kutub Selatan dan lain-lain.
Namun, mempelajari Agama Islam bukan semudah yang difikirkan dan bukan terlalu sukar. Pelajaran agama Islam perlu kepada tempoh dan proses yang panjang. Ini kerana selok belok agama terlalu luas menjangkau ke semua aspek kehidupan sama ada aspek sosial, ritual, politik, ekonomi, kerohanian dan sebagainya. Jika masa yang diambil terlalu singkat dibimbangi pelajaran Islam tidak dapat diserapi secara menyeluruh dan mungkin pemikiran akan tersudut pada satu-satu fahaman sahaja yang sempit dan jumud. Padahal Islam tidak sempit malah sangat luas.
Untuk menjadi muslim yang faham agama memang memerlukan pendidikan yang berterusan supaya agama itu boleh dihayati dan dijadikan rujukan atau panduan di setiap masa dalam keadaan apapun juga. Sesekali seorang muslim tidak boleh menggunakan akalnya sahaja untuk bertindak mendepani urusannya malah agama yang ditunjangi al-Quran dan as-Sunnah perlu dijelmakan dalam pemikirannya.
Muslim sejati yang mengalami tempoh panjang tarbiyyah sangat berbeza dengan muslim yang tidak belajar agama setempoh itu. Dia akan menjadi pekerja yang hebat dengan membawa nilai-nilai kental Islam ke dalam gerak kerjanya seharian. Tindakannya dan perkataannya akan terserlah kemusliman yang diajari oleh Nabi S.A.W.
Di rumahnya, dia adalah penanggung jawab utama dalam menyelesaikan rumah tangganya. Tidak akan dia abaikan semua yang ditaklifkan ke atasnya. Kerana dia sedar bahawa jika pengabaian berlaku maka dia tidak akan terlepas dari hukuman yang bakal dikenakan di akhirat nanti. Dia juga akan bertanggung jawab mentarbiyyah anak-anak dan isteri supaya mereka juga tidak mengingkari suruhan Allah dan NabiNya. Bersikap lemah lembut terhadap mereka sesuai dengan ajaran sifat Rasulullah S.A.W yang diimaminya. Supaya mereka, anak dan isteri dapat rasai rahmat Allah yang diturunkan kepada seluruh alam selari dengan kedatangan junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W.
Begitulah hendaknya sang isteri perlu menerima tarbiyyah sebaiknya dari kecil hingga bergelar isteri. Ketika menjadi isteri pun mereka perlu dididik dengan baik oleh suami mukmin sejati dalam rumahnya. Seorang isteri yang sudah faham agama akan lebih mudah melakukan tugasannya sebagai isteri. Ini kerana dia telah mengetahui apa sahaja yang dia lakukan mesti memohon reda dari suaminya. Statusnya di sisi agama dia adalah 'rakyat' kepada suami yang perlu patuh kepada pemimpinnya itu selagi mana perkara ittu tidak bercanggah dengan suruhan Allah. Perakuannya terhadap statusnya itu adalah kebenaran yang besar. Dan penentangan sepatutnya tidak berlaku sekiranya dia tahu carta organisasi kecil ini dan peranan masing-masing.
Tarbiyyah, pengajian, pembelajaran, pendidikan tidak terjadi dengan sepantas kilat. Sebaliknya berterus-terusan itu adalah terbaik dalam hal itu. Hari ini, esok dan selamanya tarbiyyah perlu diteruskan bagi menghasilkan muslim yang solid, kental dan mantap. Berhenti belajar atau mendidik menyebabkan terhenti sungai rahmat yang mengalir untuk kesejahteraan umat. Jangan jemu dan bosan untuk belajar dan mendidik selagi hidup seperti kita tidak jemu untuk makan dan minum setiap hari.
Tanpa tarbiyyah yang cukup manusia akan tergelincir dari arus yang sepadan dengan agama. Natijah dari tergelincir itu maka banyak perkara buruk dan negatif akan terjadi umpamanya Islam akan menjadi lemah, budaya yang negatif akan mudah meresap dan mengambil alih budaya Islam yang diajar oleh Nabi S.A.W. dan sebagainya.
Marilah kita mulakan semula tarbiyyah agama kepada mereka yang kita sayang. Bersatulah untuk Agama. Semoga Allah membantu kita semua. Wallhu A'lam...
Tarbiyyah atau pendidikan atau pembelajaran memerlukan masa yang lama. Ianya adalah syarat utama bagi mengubahan sikap dan daya fikir seseorang. Perubahan yang dimaksudkan adalah perubahan secara total yang mewakili sebuah falsafah dan akhlak.
Islam adalah agama yang turunkan dari langit. Ia merupakan satu-satunya cara hidup yang tepat untuk diikuti dan sesuai di setiap masa dan tempat. Sesiapa sahaja boleh mengikuti Islam tidak kira apa bangsa dan kaum sekalipun. Tidak kira di mana pun sama ada di Amerika, Africa, Asia, Kutub Utara, Kutub Selatan dan lain-lain.
Namun, mempelajari Agama Islam bukan semudah yang difikirkan dan bukan terlalu sukar. Pelajaran agama Islam perlu kepada tempoh dan proses yang panjang. Ini kerana selok belok agama terlalu luas menjangkau ke semua aspek kehidupan sama ada aspek sosial, ritual, politik, ekonomi, kerohanian dan sebagainya. Jika masa yang diambil terlalu singkat dibimbangi pelajaran Islam tidak dapat diserapi secara menyeluruh dan mungkin pemikiran akan tersudut pada satu-satu fahaman sahaja yang sempit dan jumud. Padahal Islam tidak sempit malah sangat luas.
Untuk menjadi muslim yang faham agama memang memerlukan pendidikan yang berterusan supaya agama itu boleh dihayati dan dijadikan rujukan atau panduan di setiap masa dalam keadaan apapun juga. Sesekali seorang muslim tidak boleh menggunakan akalnya sahaja untuk bertindak mendepani urusannya malah agama yang ditunjangi al-Quran dan as-Sunnah perlu dijelmakan dalam pemikirannya.
Muslim sejati yang mengalami tempoh panjang tarbiyyah sangat berbeza dengan muslim yang tidak belajar agama setempoh itu. Dia akan menjadi pekerja yang hebat dengan membawa nilai-nilai kental Islam ke dalam gerak kerjanya seharian. Tindakannya dan perkataannya akan terserlah kemusliman yang diajari oleh Nabi S.A.W.
Di rumahnya, dia adalah penanggung jawab utama dalam menyelesaikan rumah tangganya. Tidak akan dia abaikan semua yang ditaklifkan ke atasnya. Kerana dia sedar bahawa jika pengabaian berlaku maka dia tidak akan terlepas dari hukuman yang bakal dikenakan di akhirat nanti. Dia juga akan bertanggung jawab mentarbiyyah anak-anak dan isteri supaya mereka juga tidak mengingkari suruhan Allah dan NabiNya. Bersikap lemah lembut terhadap mereka sesuai dengan ajaran sifat Rasulullah S.A.W yang diimaminya. Supaya mereka, anak dan isteri dapat rasai rahmat Allah yang diturunkan kepada seluruh alam selari dengan kedatangan junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W.
Begitulah hendaknya sang isteri perlu menerima tarbiyyah sebaiknya dari kecil hingga bergelar isteri. Ketika menjadi isteri pun mereka perlu dididik dengan baik oleh suami mukmin sejati dalam rumahnya. Seorang isteri yang sudah faham agama akan lebih mudah melakukan tugasannya sebagai isteri. Ini kerana dia telah mengetahui apa sahaja yang dia lakukan mesti memohon reda dari suaminya. Statusnya di sisi agama dia adalah 'rakyat' kepada suami yang perlu patuh kepada pemimpinnya itu selagi mana perkara ittu tidak bercanggah dengan suruhan Allah. Perakuannya terhadap statusnya itu adalah kebenaran yang besar. Dan penentangan sepatutnya tidak berlaku sekiranya dia tahu carta organisasi kecil ini dan peranan masing-masing.
Tarbiyyah, pengajian, pembelajaran, pendidikan tidak terjadi dengan sepantas kilat. Sebaliknya berterus-terusan itu adalah terbaik dalam hal itu. Hari ini, esok dan selamanya tarbiyyah perlu diteruskan bagi menghasilkan muslim yang solid, kental dan mantap. Berhenti belajar atau mendidik menyebabkan terhenti sungai rahmat yang mengalir untuk kesejahteraan umat. Jangan jemu dan bosan untuk belajar dan mendidik selagi hidup seperti kita tidak jemu untuk makan dan minum setiap hari.
Tanpa tarbiyyah yang cukup manusia akan tergelincir dari arus yang sepadan dengan agama. Natijah dari tergelincir itu maka banyak perkara buruk dan negatif akan terjadi umpamanya Islam akan menjadi lemah, budaya yang negatif akan mudah meresap dan mengambil alih budaya Islam yang diajar oleh Nabi S.A.W. dan sebagainya.
Marilah kita mulakan semula tarbiyyah agama kepada mereka yang kita sayang. Bersatulah untuk Agama. Semoga Allah membantu kita semua. Wallhu A'lam...
Monday, 6 January 2014
Rindu Abah (1)
Abah telah pergi selamanya dari dunia yang fana ini pada 13 Disember 2013. Azan maghrib di masjid dan surau-surau pada hari itu adalah azan terakhir yang abah dengar. Belumpun sempat azan itu dihabiskan abah telah menghembuskan nafas terakhir dengan tenang. Abah pergi ketika kaki abah belum sembuh. Abah pergi ketika rumah abah belum siap. Abah pergi ketika belum sempat lihat anak ke empat aku yang bakal lahir pada bulan Februari nanti. Abah pergi ketika aku belum puas berkhidmat untuknya. Apalah nasib anakanda mu ini nanti. Akan terjawabkah di akhirat nanti jika ditanya tentang birru walidain?
Abah manusia teristimewa yang pernah aku kenali. Watak abah sangat sarat dengan kebaikan dan kebapaan. Hatinya bukan seperti hati orang lain. Dia adalah pejuang. Dia adalah pelindung. Dia adalah teman. Dia adalah tempat rujukan kami. Dia penghibur. Dia juga... banyak sekali jasa dia.
Yang paling banyak yang aku ingati ialah... abah yang selalu gunting rambut aku semenjak kecil sehingga tahun lepas. Tahun lepas abah tidak mampu lagi nak gunting rambut disebabkan mata abah sudah kabur. Bagi tahu sahaja jenis rambut yang macam mana aku nak... dia akan buat.
Ketika susah... abah banyak membantu. Abah tidak susah nak ajak berbincang. Dan tidak pula susah untuk tolong. Ajak sahaja ke KL dia akan selalu mahu untuk tujuan apapun. Demi anak-anaknya yang dia banggakan dia akan segera respon.
...aku nak buat kerja dulu... ada masa aku nak sambung tulisan ini untuk kenangan aku sendiri. Korang tak nak baca pun tak apa...
Abah manusia teristimewa yang pernah aku kenali. Watak abah sangat sarat dengan kebaikan dan kebapaan. Hatinya bukan seperti hati orang lain. Dia adalah pejuang. Dia adalah pelindung. Dia adalah teman. Dia adalah tempat rujukan kami. Dia penghibur. Dia juga... banyak sekali jasa dia.
Yang paling banyak yang aku ingati ialah... abah yang selalu gunting rambut aku semenjak kecil sehingga tahun lepas. Tahun lepas abah tidak mampu lagi nak gunting rambut disebabkan mata abah sudah kabur. Bagi tahu sahaja jenis rambut yang macam mana aku nak... dia akan buat.
Ketika susah... abah banyak membantu. Abah tidak susah nak ajak berbincang. Dan tidak pula susah untuk tolong. Ajak sahaja ke KL dia akan selalu mahu untuk tujuan apapun. Demi anak-anaknya yang dia banggakan dia akan segera respon.
...aku nak buat kerja dulu... ada masa aku nak sambung tulisan ini untuk kenangan aku sendiri. Korang tak nak baca pun tak apa...
Mencari Sesuatu
Tahun ini merupakan tahun mencabar. Semuanya seakan baru bermula. Walaupun dilihat sebagai suram dan tengggelam punca namun hujungnya pasti ada sinar. Itu yang selalu aku imani.
Bukan ingin menunjuk kehebatan dan bukan mendabik dada dengan apa yang berlaku. Semuanya dilihat sebagai taklif yang berat di bahu ini yang bakal dipikul selamanya sehingga akhirat. Di mata mereka... biarlah. Di fikiran mereka... biarkanlah. Rambut sama hitam hati belum tentu.
Keadaan sudah teduh seteduh awan selepas hujan dengan sinar yang baru memancar. Diri ini baru bangun dari mimpi panjang. Mencuba bangun dan bangkit dari rebah yang berat seperti baru sedar dari koma yang lama. Mencuba mengatur kembali susunan langkah yang telah direka dahulu. Baru mencuba untuk menghadirkan diri ke pentas utama sebagai watak sampingan untuk dipersembahkan kepada Rabbul Jalil.
Bagi mengisi diri ini yang kian kosong aku sendiri perlu mencederakan diri untuk mendapatkan ketahanan yang sebenar. Merompak sekelian tenaga yang ada untuk digunakan dalam kehidupan yang real. Menagih simpati Tuhan untuk menghujankan Rahmat yang boleh membasahkan tekak individu-individu yang amat aku sayangi.
Bukan tasyrif... bukan tasyrif... bukan tasyrif... tidak sekali-kali. Diri ini bakal dihitung di depan sekelian makhluknya tentang apa yang aku lakukan hari ini. Aku selalu ingat bahawa aku hanya insan biasa yang tidak akan terlepas dari hitungannya... percayalah bahawa aku ini untukMu Tuhan.
Bukan ingin menunjuk kehebatan dan bukan mendabik dada dengan apa yang berlaku. Semuanya dilihat sebagai taklif yang berat di bahu ini yang bakal dipikul selamanya sehingga akhirat. Di mata mereka... biarlah. Di fikiran mereka... biarkanlah. Rambut sama hitam hati belum tentu.
Keadaan sudah teduh seteduh awan selepas hujan dengan sinar yang baru memancar. Diri ini baru bangun dari mimpi panjang. Mencuba bangun dan bangkit dari rebah yang berat seperti baru sedar dari koma yang lama. Mencuba mengatur kembali susunan langkah yang telah direka dahulu. Baru mencuba untuk menghadirkan diri ke pentas utama sebagai watak sampingan untuk dipersembahkan kepada Rabbul Jalil.
Bagi mengisi diri ini yang kian kosong aku sendiri perlu mencederakan diri untuk mendapatkan ketahanan yang sebenar. Merompak sekelian tenaga yang ada untuk digunakan dalam kehidupan yang real. Menagih simpati Tuhan untuk menghujankan Rahmat yang boleh membasahkan tekak individu-individu yang amat aku sayangi.
Bukan tasyrif... bukan tasyrif... bukan tasyrif... tidak sekali-kali. Diri ini bakal dihitung di depan sekelian makhluknya tentang apa yang aku lakukan hari ini. Aku selalu ingat bahawa aku hanya insan biasa yang tidak akan terlepas dari hitungannya... percayalah bahawa aku ini untukMu Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)